Pada dinding dinding kamar yang membatasi gerakan...
Pada cat yang mulai mengelupas...
Pada jam dinding yang berhenti pukul sepuluh...
Pada gelas bekas kopi yang tergeletak diatas meja kecil persegi..
Pada sudut kamar yang dipenuhi sarang laba laba...
Pada sepasang tawon yang menjadikan langit kamar sebagai rumah dengan pola segi lima...
Pada sepasang sepatu hitam yang usang...
Pada kasur tanpa sprei dengan bercak darah yang menghitam...
Pada jendela yang selalu terbuka...
Pada kitab suci yang semakin berdebu...
Pada kertas kertas yang menumpuk ditempat sampah...
Pada tulisan didinding yang tak bermakna lagi...
Pada seragam SMA yang tergantung percuma dibelakang pintu...
Dan pada lampu kamar yang tak mau menyala...
Semuanya menjadi kawan dalam kesepian,saksi bisu atas segala tangisan dan jeritan...
Kadang aku merasa,hidup yang telah aku lalui nampak seperti jarum jam dinding yang tak bergerak,jalan ditempat dalam waktu yang lama,harus memiliki energi baru agar bisa memutar lagi,representasi sederhana bahwa dalam menjalani hidup terkadang kita merasa lemah dan kehilangan semangat,sehingga membutuhkan energi baru agar dapat menjalani hidup sejalan dengan waktu,namun bukankah jam yang tak bergerak akan hidup kembali oleh adanya seseorang yang mau mengganti energi pada baterai yang lama menjadi baru?bukankah itu juga berlaku pada manusia?yang membutuhkan orang lain agar dapat bangkit dari keterpurukan dan mengajak berlari bersama mengejar asa? karena sejatinya,manusia ada karena manusia lain,dan menjadi sebab akan manusia lain...dan sialnya,aku terlalu lama terjebak oleh kekosongan hati dan perasaan,menganggap semuanya sama dan tak memiliki arti besar...
ConversionConversion EmoticonEmoticon