Mari kita kembali pada masa-masa itu, saat pertama kalinya, separuh hatimu dan juga separuh hatiku memutuskan untuk pergi, meninggalkan kita dalam ketidakpastian hidup....dan beranjak menjadi sebuah kisah masa lalu yang kelam, bagiku, dan barangkali juga bagimu...
Saat semuanya berlalu, kau telah berubah menjadi sosok yang luar biasa bagiku, Dan aku masih saja malu untuk mengakuinya...Kuingat saat kau akan mengantarkanku sekolah, tahun 1999, saat aku masih sangat polos untuk mengerti tentang kehilangan dan juga kepergian. aku berkata keras bahwa aku hanya ingin diantar ibu, kau hanya terdiam dalam segala rasa sakit, dan kau masih terus memperbaiki tali sepatu baruku, lalu menoleh kearahku, dan berkata...
Setelah ini, kita ketoko untuk membeli snack, dan berangkat kesekolah, ya?Kau tak menjawab pertanyaanku,tak juga mengerti tentang keinginanku, dan aku masih terlalu polos untuk memahami perasaan semacam itu. sampai aku telah terbiasa dengan kehidupan baruku, saat seseorang itu tak lagi membangunkanku, saat seseorang itu tak lagi memasakkan sup jagung lagi untukku, saat seseorang itu tak lagi terlihat ketika aku pulang bermain seharian, dan yang aku temui hanyalah sesosok laki-laki yang dengan setia memasakkan air untukku, agar aku tak kedinginan jika aku mandi, yang aku temui hanyalah sesosok laki-laki yang setia menemaniku saat aku terlalu takut untuk tidur sendirian, Dan aku terlalu malu untuk mengakuinya
Barangkali benar apa kata orang, bahwa bahasa cintamu bukanlah apa yang keluar dari kata-katamu, tapi dari segenap perlakuanmu padaku dalam diam, seolah-olah kau tak melakukannnya, dan tetap membiarkan aku tetap setia menunggunya, seseorang yang telah menjadi separuh hatimu,seseorang yang barangkali akan menjadi dopamine saat kau sedang merasa kurang baik...
Dan aku telah tumbuh dewasa, entah apa yang sebenarnya kau harapkan kepadaku, barangkali kau ingin aku menjadi sepertimu, manusia dengan segala keterampilan dalam seni, sehingga kau berdoa kepada Tuhan dengan memberi nama Khoirul Fanani, Sebaik-baik seniman atau Seniman yang baik , dan aku tetap saja terlalu angkuh kepadamu....
Kita memang tak pernah saling bicara, tak pernah juga saling mengucap rindu saat kita berpisah dalam jarak dan waktu, tapi tetap saja aku selalu ingin ketika menawarkanmu segelas kopi, dan kau menerima dengan suka rela, meskipun tak jarang kau bilang kopi buatanku tak seenak buatan ibu, tapi aku selalu suka dengan masa-masa itu. setidaknya aku masih cukup berguna sebagai anak, meskipun harus aku insyafi, aku tak cukup bisa membuatmu bangga Dan aku terlalu malu untuk mengakuinya
Musim kemarau dan musim penghujan telah aku lalui bertahun-tahun, usiamu juga semakin tua, dan ubanmu yang semakin banyak tak bisa menipu betapa usiamu semakin bertambah, dan aku mulai menyadari bahwa kau telah memberi banyak arti kepadaku...
Barangkali dengan tak menjadi sesosok yang selalu perhatian kepadaku, kau ingin mengajarkanku bahwa sebagai laki-laki aku harus bisa mengurus diriku sendiri...
Barangkali dengan membebaskan aku pada imajinasiku, kau ingin mengajarkanku bahwa aku harus memiliki cita-cita dan berusaha sendiri untuk mewujudkannya...
Barangakali dengan tak melarangku bermain dan pulang terlalu malam, kau ingin mengajarkanku bahwa aku harus bertanggung jawab pada segala perbuatanku...
Dan aku terlalu malu untuk mengakuinya...
Untuk segala rasa yang ada, aku berterima kasih kepadamu, atas segala bahasa cinta yang tak pernah aku pahami sampai saat ini, atas segala usahamu sebagai ayah dan berkamuflase menjadi seorang ibu...barangkali kau menyimpan luka yang cukup dalam, barangkali kau merasakan kesepian hebat dalam setiap detik yang kau lewati,, dan aku masih saja tak cukup berguna untukmu, aku minta ma'af,
Untuk ayah, dalam sebuah tulisan ini aku minta ma'af...dalam sebuah tulisan ini aku berterima kasih, meski kau tak harus tahu, sebagaimana aku tak harus tahu betapa banyak pengorbanan yang telah kau lakukan, selamat hari ayah,,,semoga separuh hatimu disana diam-diam merindukanmu, semoga separuh hatimu disana tersenyum bangga dengan sesosok sepertimu yang mampu menggantikannya dalam hidupku, dan semoga suatu saat nanti, akan ada hari dimana aku bisa membuatmu bangga sampai kau lupa bahwa kita telah melewati banyak luka, aamiin :)
ConversionConversion EmoticonEmoticon