Makhluk kamar

Mungkin sudah hampir semingguan ini,aku melakoni hidup yang monoton dan menjenuhkan...

Dimulai dipagi hari,saat dimana semestinya energi dan semangat baru melimpah ruah,aku malah ogah-ogahan untuk segera bangun,meskipun alarm sudah disetting pukul empat lebih sepuluh,tepat dengan adzan shubuh yang dikumandangkan dari masjid berjarak sekitar seratus meteran dari rumah,aku tetap saja tak juga bangun,hanya meraih hape yang kuletakkan dimeja belajar,mematikan alarm dan kembali menjelajahi alam mimpi yang lebih menyenangkan daripada hidupku...

Semenjak tak lagi berseragam SMA,bagiku bangun di pagi buta tak memiliki arti yang begitu penting,berbeda ketika aku SMA,dimana bangun pukul enam adalah hal yang memalukan dan hina dina...

Kebetulan,hari ini aku bangun pukul setengah lima pagi,bukan waktu yang terlalu buruk untuk melaksanakan ibadah shubuh,mumpung masih ada mood,kuniatkan segera bangun dan pergi kekamar mandi untuk berwudhlu.

***

Matahari mulai meninggi,jam tangan yang kubeli dari gaji keduaku menunjukkan pukul setengah delapan,seperti yang sudah aku rencanakan kemarin,hari ini aku memiliki agenda yang penting,bahkan sangat penting:menyelesaikan beberapa soal Matematika yang tak juga aku pahami.Sebenarnya,bagi orang lain seumuranku,soal yang aku kerjaan hanyalah soal level mudah,namun entah kenapa,bagiku soal soal ini sangat sulit,mungkin ini adalah karma dari kebencianku terhadap matematika dan mengutuk pelajaran ini sewaktu kelas tiga SMA.

Dan karena pelajaran inilah,aku menjadi makhluk kamar,lebih suka menghabiskan waktu berlama lama didalam kamar,aku hanya keluar untuk lima hal:Makan,kekamar mandi,Masjid,Warnet,dan ke Warung untuk membeli segelas kopi sebagai sedikit pelarian dari tekanan sosial dan tekanan batin yang kian menyiksa....selebihnya,menutup kamar dan menguncinya dari dalam,kemudian mengurung diri,sudah menjadi hal lumrah yang aku kerjakan,untuk mengetahui hal hal diluar,cukup dengan membuka Facebook,pengguna pengguna yang gila curhat akan memberitahukan dengan sendirinya...

Apa yang telah aku lakukan akhir akhir ini,membuatku memiliki pemahaman baru,bahwa dunia luar ternyata amat kejam,seolah aku memang membenarkan segala yang aku takutkan:Pandangan sinis orang lain atas diriku,masa depan yang terasa amat menyedihkan,hubungan yang tak berjalan harmonis,maupun anggapan bahwa ada ataupun tidak,keberadaanku tak memberikan sumbangsih berharga bagi orang lain...

Lantas apa lagi yang harus aku lakukan?mungkin saat ini,yang ada dalam otakku adalah bagaimana caranya agar tahun ini juga aku bisa melanjutkan keperguruan tinggi karena telah lelah mendapat pertanyaan dari orang lain tentang masa depanku...

Atau kalau tekanan ini semakin menyiksa,mungkin merantau keluar Jawa adalah solusinya...

Pada akhirnya,menjadi makhluk kamar membuatku mendapat pandangan pandangan baru tentang hidup,dan memberikan beberapa pilihan tentang esensi yang ada dari ke eksistensianku.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment